Mengajarkan Kepada Anak Untuk Cinta Sedekah
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Ihsan Al-Atsary
Mengajarkan Kepada Anak Untuk Cinta Sedekah merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Mencetak Generasi Rabbani. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 23 Dzulqa’dah 1441 H / 14 Juli 2020 M.
Kajian Islam Ilmiah Tentang Mengajarkan Kepada Anak Untuk Cinta Sedekah
Pagi ini kita akan lanjutkan poin ke-4 tentang pembiasaan sedekah. yaitu merangsang empati anak untuk mau berbagi dan merasakan apa yang dirasakan orang lain. Upaya ini adalah untuk menumbuhkan sensitif sosialnya agar dia turut merasakan kesusahan yang dialami oleh orang lain. Oleh karena itu kita harus melatih dan mendorong anak agar bersedekah, walaupun itu bukan dari hartanya, tapi dari harta kita.
Setiap orang tua hendaknya menanamkan bahwa tangan diatas itu lebih baik daripada tangan dibawah, memberi itu lebih mulia daripada menerima. Ini adalah cara terbaik untuk melatih kepekaan anak terhadap sesama. Dan ketahuilah bahwa sifat dermawan tidak mungkin serta-merta muncul. Kita lihat, banyak orang-orang yang memiliki hati dermawan, memiliki jiwa sosial yang tinggi, itu tidak mungkin muncul begitu saja. Sejak kecil harus dilatih dan dirangsang agar sifat itu tubuh pada mereka.
Perlu dipahami bahwa tabiat itu harus dipahat sedikit demi sedikit. Maka dari itu ada pepatah yang mengatakan “alah bisa karena biasa”. Kalau anak sejak kecil tidak dibiasakan memberi, maka sampai dewasa dia akan merasa bahwa memberi itu adalah sesuatu yang berat dan asing baginya. Sebagian anak lebih senang menerima daripada memberi. Hal ini karena sejak dari kecil dia terus menerima dan menerima dari orangtuanya dan tidak dirangsang untuk berbagi. Inilah hal yang susah dan sulit dalam kehidupan, yaitu kita mau berbagi.
Cara yang bisa kita tempuh untuk membiasakan anak gemar sedekah adalah dengan membiasakan anak untuk menyerahkan sendiri infaq dan sedekah yang kita keluarkan lalu memujinya ketika ia sudah mau melakukannya secara sukarela. Dan perlu kita jelaskan juga kepada anak tentang keutamaan-keutamaan sedekah. Misalnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surah Al-Baqarah ayat 261:
مَّثَلُ الَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّـهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنبُلَةٍ مِّائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّـهُ يُضَاعِفُ لِمَن يَشَاءُ ۗ وَاللَّـهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ ﴿٢٦١﴾
“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya dijalan Allah, itu seperti seputir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai. Pada setiap tangkai ada 100 biji, Allah melipatgandakan bagi siapa saja yang dikehendakiNya. Dan Allah maha luas karuniaNya dan maha mengetahui hamba-hambaNya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 161)
Dan kita jelaskan bahwa ada hak orang lain pada harta kita. Sampaikan kepadanya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَفِي أَمْوَالِهِمْ حَقٌّ لِّلسَّائِلِ وَالْمَحْرُومِ ﴿١٩﴾
“Dan pada harta kita ada hak orang lain untuk yang meminta maupun yang tidak meminta.” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 19)
Dan jelaskan bahwa ini adalah harta titipan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita dipilih oleh Allah untuk menyalurkannya. Sehingga anak merasa tergerak untuk semangat bersedekah dan dia sadar bahwa harta yang dimilikinya itu adalah harta yang dititipkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepadanya. Ini perlu dirangsang sedini mungkin pada diri anak.
Dan motivasi anak juga dengan firman Allah untuk bersegera dan berlomba-lomba untuk bersedekah. Misalnya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاكُم…
“Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.” (QS. Al-Baqarah[2]: 254)
Demikian juga ajarkan pula hadits-hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berisi anjuran dan motivasi atau janji-janji yang diberikan Allah dan RasulNya kepada orang-orang yang bersedekah. Misalnya sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
من تصدق بعَدل تمرة من كسب طيب -ولا يقبل الله إلا الطيب- فإن الله يقبلها بيمينه ثم يربيها لصاحبها كما يربي أحدكم فَلُوَّه حتى تكون مثل الجبل
“Barangsiapa bersedekah senilai satu biji kurma dari usaha yang baik -dan tidak akan terangkat suatu amal ke sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali yang baik-baik- maka Allah akan menerima sedekah itu dengan tangan kananNya, lalu Allah mengembangbiakannya untuk pemiliknya seperti kalian mengembangbiakan anak kuda yang kecil hingga menjadi besar seperti gunung.” (HR. Bukhari)
Bahwa Allah melipatgandakan harta yang kita infakkan dijalan Allah. Ini juga secara tidak langsung mengajarkan anak agar mengimani apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala janjikan bahwa kehidupan akhirat itu lebih baik, di sana Allah menjanjikan pahala yang berlipat ganda.
Demikian pula kita juga harus menanamkan pada anak untuk tawadhu walaupun kita memberi. Kita harus menghormati orang-orang yang kita beri. Karena terkadang anak-anak ketika dia merasa memberi, dia mungkin bersikap semena-mena ataupun tidak sopan kepada orang yang diberi. Maka jangan lupa juga adab saat bersedekah, yaitu kita menghormati dan tidak merusak sedekah kita dengan ucapan-ucapan yang bisa menyakiti orang yang menerima. Ini perlu kita ajarkan juga kepada anak sehingga sedekah yang dilakukannya itu betul-betul sedekah yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. Kita menghormati orang yang kita beri dan kita mau berbagi. Setelah semangat berbagi itu tumbuh, tentunya kesadaran untuk menghormati dan bersikap tawadhu walaupun memberi. Itulah hakikat dari kedermawanan. Yaitu menghindarkannya dari sifat sombong.
Inilah yang perlu kita perhatikan, sedekah yang kita biasakan kepada dirinya itu disertai dengan adab dan akhlak. Sehingga dia betul-betul bisa menjadi sosok seorang yang dermawan atau murah hati.
Ajarkan juga kepada anak kita bahwa walaupun jumlah yang disedekahkan itu sedikit, itu tidak menghalanginya untuk berbagi. Ini juga perlu. Karena kadang-kadang sebagian orang dalam bersedekah itu agak segan kalau jumlahnya kecil. Maka ajarkan juga kepada anak-anak kita untuk mau bersedekah walaupun nilainya tidak seberapa. Karena di sini yang ingin kita tumbuhkan pada jiwa si anak adalah semangat untuk berbagi. Bacakan kepadanya sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ
“Jagalah dirimu dari api neraka walaupun dengan bersedekah separuh buah kurma.” (HR. Bukhari)
Jadi di sini yang kita inginkan tumbuhkan pada diri anak adalah semangat untuk berbagi kepada sesama, kebiasaan untuk memberi, walaupun itu tidak besar.
Demikian juga ajarkan kepada anak bahwa setiap hari ada malaikat yang mendoakan orang-orang yang bersedekah dan juga berdoa keburukan atas orang yang bakhil dan kikir yang tidak mengeluarkan hak hartanya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَا مِنْ يَوْمٍ يُصبِحُ العِبادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلانِ
“Tidaklah datang satu hari bagi seorang hamba pada pagi hari kecuali turun dua malaikat pada pagi itu.”
فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا،
“Salah satu malaikat itu berkata: Ya Allah berikanlah balasan yang baik bagi orang yang bersedekah.” Ini adalah doa malaikat untuk orang yang bersedekah di hari itu.
وَيَقُولُ الآخَرُ: اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
“Adapun malaikat yang lain berkata: ‘Ya Allah berilah kemusnahan atas orang yang menahan hartanya (tidak mau bersedekah).`” (Muttafaqun ‘Alaih)
Download mp3 kajian dan simak pembahasan yang penuh manfaat ini..
Download mp3 Kajian Islam Tentang Mengajarkan Kepada Anak Untuk Cinta Sedekah
Podcast: Play in new window | Download
Lihat juga: Cara Mendidik Anak dan Pentingnya Mencetak Generasi Rabbani
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/48719-mengajarkan-kepada-anak-untuk-cinta-sedekah/